YOGYAKARTA-Pemerintah terus mendukung digalakannya pendidikan vokasi di Indonesia. Buktinya, saat ini pemerintah telah mencanangkan pendirian 100 politeknik baru, serta memacu komposisi jumlah SMK:SMA menjadi 60:40. Untuk DIY perbandingan jumlah SMK: SMA saat ini telah mencapai sekitar 55:45.
Begitu pula dengan UGM. Sebagai bentuk dukungan penguatan pendidikan vokasi nasional tersebut Sekolah Vokasi UGM menggelar Vocational Days UGM (V-Days) 2012, pada 27-29 November 2012 mendatang.
“Bentuk dukungan ini juga masih sejalan dengan rangkaian Dies Natalis UGM ke-62,’urai Ketua Panitia V-Days UGM 2012, Dr. Agus Nugroho, Senin (19/11).
Menurut Agus rangkaian acara V-Days ini terdiri dari seminar nasional dan job fair, serta kompetisi stand up comedy mahasiswa pada 1-2 Desember 2012. Seminar nasional dengan tema Sinergitas Pendidikan Vokasi dan Industri akan diselenggarakan di Grand Aston Hotel & Convention Center Yogyakarta. Pembicara kunci yang akan hadir dalam acara tersebut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs. H.A. Muhaimin Iskandar.
Sementara itu pembicara lainnya, yaitu Drs. Bagus Marijanto, M.A(Direktur Bina Pemagangan Kemankertrans), Ir. Anang Tjahyono, M.T. (Direktur Pembinaan SMK), Megawati Santoso, Ph.D (Ketua Tim Penyiapan KKNI DitBelMawa Kemendikbud), Djonggi Gultom (Direktur PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk. Subsidiary Hitachi Construction Machinery Japan, mitra Teknik Alat Berat SV-UGM), Dr.dr.R. Hapsara Habib Rachmat, DPH. (konsultan senior Pengembangan Kesehatan Kemenkes), Yakub Liman (Direktur Politeknik Astra), Elang Gumilang (enterpreneur), dan lain-lain.
“Sekolah Vokasi UGM dengan 24 prodi di dalamnya siap menyambut kehadiran dan partisipasi masyarakat luas pada rangkaian even V-Days ini,’papar Agus.
Senada dengan itu Direktur Sekolah Vokasi UGM, Ir. Hotma Prawoto, MT menambahkan pada seminar nasional ini akan digagas dan diinisiasi pengembangan Sistem Database SDM Vokasi Indonesia yang akan diintegrasikan dengan berbagai departemen seperti Kemenakertrans dan sistem HRD di industri.
Hotma menjelaskan untuk Job Fair, Expo Industri & Vokasi, akan diadakan di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM dengan menghadirkan puluhan perusahaan/industri terkemuka seperti Astra Daihatsu Motor, Nutrifood, SMC Pneumatics, BNI, Bank BTN, PT. Denso, Inni Happy Dream, PT. Cussonz,Inti Ganda Perdana, PT. Dharma Polimetal, dan PT. GMUM.
“Ketiga even di dalam V-Days ini akan menandai soft-launching VDC-SVUGM (Vocational Development Center) yang diharapkan akan memberikan dampak berkelanjutan pada penguatan pendidikan vokasi nasional,’pungkas Hotma.
Monday, November 26, 2012
Sunday, November 18, 2012
Saturday, November 17, 2012
Kesenian Jawa Mewarnai Inkulturasi Gereja Katolik
Inkulturasi sebenarnya masalah dalam kebudayaan, sebab inkulturasi merupakan proses adopsi dalam kelangsungan pembinaan kebudayaan. Usaha inkulturasi oleh Gereja Katolik merupakan fenomena menarik untuk diteliti, baik pengaruh timbal balik antara Gereja setempat maupun kebudayaan lokal. Dalam hal ini termasuk peralatan-peralatan peribadatan, diantaranya musik iringan pada acara ritus gerejani, busana yang dipakai, bahasa yang dipergunakan serta lagu-lagu yang dinyanyikan.
Menengok sejarah Gereja Katolik di Indonesia, maka pada awal kehadiran Gereja dibawa oleh bangsa Belanda. Agar tidak menjadi unsur yang asing dalam masyarakat Indonesia, Gereja harus mengakar pada masyarakat pendukungnya. "Hal ini ditandai dengan perubahan-perubahan yang berarti bagi umat Katolik Indonesia. Penggunaan bahasa peribadatan yang semula menggunakan bahasa Latin menjadi berbahasa setempat sesuai dengan bahasa dan adat masyarakat," ujar Dra. Sukatmi Susantina, M.Hum di Pusat Antar universitas (PAU) UGM, Rabu (14/11).
Dosen Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Seni Pertunjukan UGM. Didampingi promotor Prof. Dr. Lasiyo, MA., MM dan ko-promotor Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc, promovenda mempertahankan desertasi "Unsur-Unsur Kesenian Jawa Dalam Inkulturasi Gereja Katolik DIY, Perspektif Aksiologi".
Inkulturasi budaya sesuai amanat Konsili Vatikan II, menurut Sukatmi telah menempatkan Gereja dan masyarakat setempat mentaati kebudayaan dengan berbagai nilai moral yang sejalan dengan kehidupan Gerejani. Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta menunjukkan kejelasan tentang proses inkulturasi ini, salah satunya penggunaan Kitab Suci Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. "Di bidang seni pun, Gereja Katolik kevikepan Yogyakarta menaruh perhatian cukup tinggi, baik seni musik, tari dan drama. Khusus seni musik, musik liturgi berbahasa Jawa berkembang cukup bagus dengan bersumber pada Kidung Adi," tutur perempuan kelahiran Wonogiri, 14 November 1952.
Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta, dalam pandangan istri Prof. Dr. drg. H. Munakhir, M.S, S.U, Sp.RKG(K) menghargai karya-karya umat setempat, baik berupa aransemen ulang, aransemen baru maupun ciptaan baru. Acara arak-arakan menuju altar senantiasa melibatkan para penari dengan kostum tari Jawa sebagai cucuk lampah. Contoh lain, misalnya penampilan Tari Persembahan, drama Tari Kelahiran Yesus. "Dalam hal ini Seni Drama termasuk seni yang diadopsi Gereja," terang Sukatmi Susantina.
Bagi Sukatmi, dimensi estetis dalam aksiologi kesenian Jawa dalam inkulturasi gereja dimaksudkan agar pengalaman estetis ikut serta mewarnai peribadatan. Dengan mempelajari karya-karya seni setempat tentu akan mendapatkan pengalaman-pengalaman keindahan mengenai karya tersebut. Disamping itu karya-karya adiluhung dapat membantu penghayatan akan iman, karena ketika mendengar atau berolah seni umat tidak merasa asing. "Aksiologi inkulturatif memandang dimensi estetis adalah kesetangkupan, berelasi dari keduanya," tuturnya. (ugm.ac.id)
Menengok sejarah Gereja Katolik di Indonesia, maka pada awal kehadiran Gereja dibawa oleh bangsa Belanda. Agar tidak menjadi unsur yang asing dalam masyarakat Indonesia, Gereja harus mengakar pada masyarakat pendukungnya. "Hal ini ditandai dengan perubahan-perubahan yang berarti bagi umat Katolik Indonesia. Penggunaan bahasa peribadatan yang semula menggunakan bahasa Latin menjadi berbahasa setempat sesuai dengan bahasa dan adat masyarakat," ujar Dra. Sukatmi Susantina, M.Hum di Pusat Antar universitas (PAU) UGM, Rabu (14/11).
Dosen Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Seni Pertunjukan UGM. Didampingi promotor Prof. Dr. Lasiyo, MA., MM dan ko-promotor Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc, promovenda mempertahankan desertasi "Unsur-Unsur Kesenian Jawa Dalam Inkulturasi Gereja Katolik DIY, Perspektif Aksiologi".
Inkulturasi budaya sesuai amanat Konsili Vatikan II, menurut Sukatmi telah menempatkan Gereja dan masyarakat setempat mentaati kebudayaan dengan berbagai nilai moral yang sejalan dengan kehidupan Gerejani. Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta menunjukkan kejelasan tentang proses inkulturasi ini, salah satunya penggunaan Kitab Suci Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. "Di bidang seni pun, Gereja Katolik kevikepan Yogyakarta menaruh perhatian cukup tinggi, baik seni musik, tari dan drama. Khusus seni musik, musik liturgi berbahasa Jawa berkembang cukup bagus dengan bersumber pada Kidung Adi," tutur perempuan kelahiran Wonogiri, 14 November 1952.
Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta, dalam pandangan istri Prof. Dr. drg. H. Munakhir, M.S, S.U, Sp.RKG(K) menghargai karya-karya umat setempat, baik berupa aransemen ulang, aransemen baru maupun ciptaan baru. Acara arak-arakan menuju altar senantiasa melibatkan para penari dengan kostum tari Jawa sebagai cucuk lampah. Contoh lain, misalnya penampilan Tari Persembahan, drama Tari Kelahiran Yesus. "Dalam hal ini Seni Drama termasuk seni yang diadopsi Gereja," terang Sukatmi Susantina.
Bagi Sukatmi, dimensi estetis dalam aksiologi kesenian Jawa dalam inkulturasi gereja dimaksudkan agar pengalaman estetis ikut serta mewarnai peribadatan. Dengan mempelajari karya-karya seni setempat tentu akan mendapatkan pengalaman-pengalaman keindahan mengenai karya tersebut. Disamping itu karya-karya adiluhung dapat membantu penghayatan akan iman, karena ketika mendengar atau berolah seni umat tidak merasa asing. "Aksiologi inkulturatif memandang dimensi estetis adalah kesetangkupan, berelasi dari keduanya," tuturnya. (ugm.ac.id)
Thursday, November 8, 2012
FT UGM Perkuat Kerjasama Internasional
YOGYAKARTA- Penguatan kerjasama akademik di tingkat internasional yang dikembangkan oleh Fakultas Teknik UGM semakin memperoleh respon positif dari berbagai mitra universitas di luar negeri. Salah satunya dari Tokyo Institute of Technology (TIT). Penguatan kerjasama internasional antara FT UGM-TIT ini ditandai dengan kunjungan delegasi dari Tokyo Institute of Technology (TIT), Jepang yang dipimpin Prof. Nobuo Fuji ke Fakultas Teknik, UGM pada 7 Nopember 2012 .
Menurut Prof. Fuji sampai saat ini sudah banyak dosen dari Fakultas Teknik UGM yang merupakan alumni dari dari TIT, salah satunya Dekan Fakultas Teknik saat ini, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng.
“Kita puas terhadap prestasi akademik para dosen FT UGM tersebut,”kata Fuji.
Sementara itu Dekan FT UGM, Prof. Panut Mulyono berharap kerjasama ini dapat menghasilkan lebih banyak variasi produk penelitian yang dapat menjawab persoalan bangsa dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara langsung. Dalam kesempatan tersebut Panut juga sempat menyinggung beberapa program kegiatan yang sudah dan sedang dilaksanakan seperti program long distance learning, penyelenggaraan program TAIST seperti yang dilakukan di TIT, penyediaan beasiswa yang memberikan peluang 1 (satu) tahun bagi mahasiswa program Doktor FT UGM untuk melakukan penelitian di TIT dan program Credit Transfer/ Study Recognition serta diploma academic supplement khusus untuk beberapa Program Studi S-1 di lingkungan Fakultas Teknik.
“Mudah-mudahan akan banyak varian produk penelitian yang dihasilkan nantinya,”harap Panut.
Di sisi lain Dr.Ir. T.Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng sebagai mediator kerjasama internasional tersebut menambahkan untuk mendukung program kerjasama jangka panjang diusulkan program international development engineering khususnya di bidang teknik mesin, teknik kimia dan teknik elektro, serta teknik fisika. Eratnya hubungan kerjasama internasional yang dimiliki oleh kedua belah ini,kata Yoyok, tidak lepas dari program kunjungan yang dilakukan oleh delegasi Fakultas Teknik pada 2009 ke TIT dalam rangka mendukung program World Class Research University (WCRU).
“Misi kita waktu itu untuk pengembangan program kerja sama yang berkelanjutan,”tambah Yoyok.
Dijelaskan Yoyok, untuk keberlanjutan program kerjasama kedua belah pihak ini akan dilakukan kunjungan balasan ke TIT bulan Desember 2012 mendatang. Dalam kunjungan tersebut nantinya akan dibahas dan diformulasikan dokumen MoA beberapa skim program antara kedua institusi. Selain itu akan ada pertemuan antara Dekan FT dengan pihak TIT yang dilanjutkan dengan peninjauan berbagai fasilitas laboratorium penelitian. Langkah ini diharapkan akan semakin meningkatkan mutu dan jumlah skim program joint research berkelas dunia di bidang engineering (Humas UGM/Satria AN)
Menurut Prof. Fuji sampai saat ini sudah banyak dosen dari Fakultas Teknik UGM yang merupakan alumni dari dari TIT, salah satunya Dekan Fakultas Teknik saat ini, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng.
“Kita puas terhadap prestasi akademik para dosen FT UGM tersebut,”kata Fuji.
Sementara itu Dekan FT UGM, Prof. Panut Mulyono berharap kerjasama ini dapat menghasilkan lebih banyak variasi produk penelitian yang dapat menjawab persoalan bangsa dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara langsung. Dalam kesempatan tersebut Panut juga sempat menyinggung beberapa program kegiatan yang sudah dan sedang dilaksanakan seperti program long distance learning, penyelenggaraan program TAIST seperti yang dilakukan di TIT, penyediaan beasiswa yang memberikan peluang 1 (satu) tahun bagi mahasiswa program Doktor FT UGM untuk melakukan penelitian di TIT dan program Credit Transfer/ Study Recognition serta diploma academic supplement khusus untuk beberapa Program Studi S-1 di lingkungan Fakultas Teknik.
“Mudah-mudahan akan banyak varian produk penelitian yang dihasilkan nantinya,”harap Panut.
Di sisi lain Dr.Ir. T.Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng sebagai mediator kerjasama internasional tersebut menambahkan untuk mendukung program kerjasama jangka panjang diusulkan program international development engineering khususnya di bidang teknik mesin, teknik kimia dan teknik elektro, serta teknik fisika. Eratnya hubungan kerjasama internasional yang dimiliki oleh kedua belah ini,kata Yoyok, tidak lepas dari program kunjungan yang dilakukan oleh delegasi Fakultas Teknik pada 2009 ke TIT dalam rangka mendukung program World Class Research University (WCRU).
“Misi kita waktu itu untuk pengembangan program kerja sama yang berkelanjutan,”tambah Yoyok.
Dijelaskan Yoyok, untuk keberlanjutan program kerjasama kedua belah pihak ini akan dilakukan kunjungan balasan ke TIT bulan Desember 2012 mendatang. Dalam kunjungan tersebut nantinya akan dibahas dan diformulasikan dokumen MoA beberapa skim program antara kedua institusi. Selain itu akan ada pertemuan antara Dekan FT dengan pihak TIT yang dilanjutkan dengan peninjauan berbagai fasilitas laboratorium penelitian. Langkah ini diharapkan akan semakin meningkatkan mutu dan jumlah skim program joint research berkelas dunia di bidang engineering (Humas UGM/Satria AN)
Subscribe to:
Posts (Atom)