"AI sudah ditanam di berbagai aspek hidup kita," kata kepala bidang AI di Singularity University, Neil Jacobstein kepada Jane Wakefield dari BBC. "Mereka digunakan dalam kedokteran, hukum, rancang bangun dan industri otomotif."
Artinya, jawaban dari pertanyaan dunia modern, apakah manunsia dapat membuat mesin sama pintarnya dengan manusia akan didapat sebentar lagi.
Jacobstein memprediksi pada 2020, robot akan mengambil alih manusia. Lantas apa peran manusia saat hari itu tiba?
Perusahaan Cina Hon Hai, pabrik elektronik terbesar di dunia, mengumumkan akan membangun pabrik berisi robot untuk menggantikan 500.000 ribu pekerja dalam tiga tahun mendatang.
"AI akan mengakibatkan pengangguran tapi bukan kemiskinan," kata Jacobstein. "AI dan teknologi pengganti lainnya akan menghasilkan uang dalam jumlah besar."
Ia optimis bahwa manusia dan mesin dapat bekerja berdampingan dan menyebut harmoni itu sebagai solusi terbaik.
Jacobstein juga sadar bahwa banyak orang melihat dominasi robot sebagai mimpi buruk.
"Ada yang bertanya, 'Bagaimana anda bisa tidur di malam hari mengetahui apa yang akan dilakukan kecerdasan buatan?' tapi yang membuat saya terjaga di malam hari bukan kecerdasan buatan tapi kebodohan manusia," kata dia.
Ia yakin satu-satunya cara agar manusia bisa mengikuti perkembangan robot adalah menjadi seperti mereka.
"Otak manusia belum diperbaharui selama 50.000 tahun dan jika laptop atau ponsel pintar anda belum diberi aplikasi tambahan dalam lima tahun, anda pasti khawatir," tambahnya.
Ia mengatakan bukan tidak mungkin kelak silikon akan ditanam di tengkorak manusia untuk meningkatkan kecerdasan.
Dan itu mungkin satu-satunya cara agar manusia tidak tertinggal dari robot.
(Sumber: bbc.co.uk/indonesia)