Monday, April 23, 2012
Pendidikan Vokasi Harus Dipahami Sebagai Kebutuhan Bangsa
Pendidikan vokasi masih saja dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Padahal kebutuhan dunia industri terhadap lulusan dari diploma tergolong tinggi.
Direktur Direktorat Administrasi Akademik (DAA) UGM, Prof. Budi Prasetyo Widyobroto menyebutkan bahwa hingga saat ini pendidikan vokasional masih belum dipahami sebagai kebutuhan bangsa Indonesia. Menurutnya, masyarakat belum begitu menyadari akan peluang yang disediakan oleh pendidikan diploma. Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana. “Dari data SNMPTN jalur undangan tahun ini saja masih banyak siswa SMK yang ikut mendaftar. Setidaknya lebih dari 70% siswa SMK yang daftar ke jenjang S1. Padahal jalur ini sebenarnya tidak sesuai untuk studi lanjut siswa SMK yang memang dipersiapkan sebagai tenaga ahli,” jelas Budi dalam jumpa pers Senin (23/4) di Stana Parahita UGM.
Budi mengatakan bahwa jenjang S1 merupakan pilihan studi bagi siswa yang memiliki kemampuan akademik menonjol. Sementara itu pendidikan vokasi dipersiapkan untuk mendidik siswa dengan keunggulan di kemampuan motorik. “Siswa SMK yang memang sudah dibekali dengan keterampilan dan memiliki keunggulan motorik akan lebih siap dan tepat melanjutkan pendidikan ke sekolah vokasi,” katanya.
Dengan mengambil jenis pendidikan yang sesuai, Budi berharap para peserta didik bisa menyerap pendidikan dengan lebih baik. Selain itu juga diharapkan akan mendapatkan jenjang karir yang lebih terarah.
Sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang professional, berkeahlian, dan berjiwa Pancasila, UGM pun menyelenggarakan sekolah vokasi yang merupakan lembaga pendidikan diploma. Hingga saat sekolah vokasi UGM menyelenggarakan 23 program studi pada jenjang diploma 3 dan 1 program studi jenjang diploma 4. “ Saat ini kita menyelenggarakan 24 program studi yang beragam,” terang Direktur Sekolah Vokasi UGM M Arrofiq ST MT PhD.
Rofiq menjelaskan bahwa UGM memfasilitasi semua jenis pendidikan yang diselenggarakan dengan perhatian yang sama. “ Program beasiswa yang ditawarkan pada mahasiswa sekolah vokasi sama seperti program beasiswa di program sarjana,” ungkapnya.
Sekolah vokasi terus menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik dalam hal training, praktikum, kerja praktek, serta penerimaan lulusan. Semisal pada program studi teknik elektro yang menjalin kerja sama ikatan dinas dengan PT. PLN. “ Program diploma kita telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, salah satunya seperti yang dilakukan di prodi teknik elektro bekerjasama ikatan dinas dengan PLN. Mahasiswa yang telah terdaftar diseleksi secara langsung oleh PLN dan yang lolos selama ikatan dinas diberikan beasiswa dan setelah lulus akan ditempatkan,” imbuh Ketua Program Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM Maun Budiyanto ST, MT.
Program sekolah vokasi UGM membuka dua jalur penerimaan mahasiswa baru yaitu jalur penelusuran bibit unggul (PBU) dan jalur ujian tulis. Pendaftaran jalur PBU telah diselenggarakan sejak Februari-11 Mei. Sementara ujian tulis akan dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 10 Juni dan 22 Juli. Untuk pendaftaran ujian tulis gelombang pertama dimulai pada 23 Mei-8 Juni dan gelombang dua pada 20 Juni-20 Juli. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di um.ugm.ac.id. (Humas UGM/Ika)